Ekstrimis Rusak Masjid Abad ke-15
di Mali
Timbuktu,
NU Online
Pintu
gerbang sebuah masjid yang dibangun dari abad ke-15 di Timbuktu, Mali hancur
diserang anggota kelompok ekstremis Ansar
Dine. Mereka menargetkan pemusnahan beberapa warisan budaya di wilayah
tersebut.
Ekstrimis
Alqaidah tersebut menggunakan sekop dan beliung untuk mendobrak pintu Masjid
Sidi Yahya, Senin (2/7) kemarin. Padahal,
masjid itu terdaftar dalam UNESCO sebagai salah satu masjid warisan budaya
dunia.
"Saat
kami masih anak-anak, kami diberitahu pintu hanya akan terbuka pada akhir waktu
nanti. Kejadian tersebut membuat kami
semua sedih, banyak wanita menangis melihat kejadian ini," kata seorang
penyiar lokal dan penduduk lama kota tersebut.
Pada
Sabtu (30/6) kemarin, kelompok ekstremis menodai beberapa makam yang telah
berada di wilayah tersebut selama berabad-abad.
Di antaranya makam para Muslim Sufi seperti, Sidi Mahmoud, Sidi El Mokhtar, dan
Alfa Moya. Sedikitnya ada tujuh
makam yang dirusak para ekstremis. Ansar Dine menganggap, makam orang suci di
wilayah tersebut menjadikan masyarakat
musyrik.
Jaksa Pengadilan Kejahatan Internasional, Fatou
Bensouda, mengatakan, penghancuran warisan kota Mali Kuno dapat dikategorikan sebagai 'kejahatan perang'. Pemerintah
Mali mengutuk, perbuatan para ekstremis yang menghancurkan situs-situs tersebut. Pemerintah mengancam akan
mengambil tindakan baik di level nasional maupun internasional.
Direktur
Jenderal UNESCO Irina Bokova secara terpisah menyerukan pada para ekstremis,
untuk menghentikan serangan terhadap
situs-situs suci di Timbuktu. Sebab Jumat (29/6) lalu, UNESCO menempatkan
Timbuktu dalam daftar situs warisan yang
berada dalam bahaya.
Timbuktu
yang disebut sebagai 'Kota 333 Orang Suci', merupakan rumah bagi 100 ribu
manuskrip bersejarah. Beberapa manuskrip
berasal dari abad ke-12 dan dipelihara di rumah-rumah dan perpustakaan pribadi,
di bawah asuhan pada ulama.
Ansar
Dine bersama dengan pemberontak Tuareg dan kelompok bersenjata lain, mengambil
keuntungan dari kudeta Mali pada 22
Maret lalu. Mereka menyapu wilayah utara Mali dengan berbagai serangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar